Peran Kinerja Guru dalam Meningkatkan Kwalitas Pendidikan ditinjau dari Input, Proses, dan Output
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penilaian tentang kinerja individu guru semakin penting ketika lembaga akan melakukan reposisi. Artinya bagaimana lembaga harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja. Hasil analisis akan bermanfaat untuk membuat program pengembangan SDM sacara optimum. Pada gilirannya kinerja individu akan mencerminkan derajat kompetisi suatu lembaga.
Penilaian tentang kinerja individu guru semakin penting ketika lembaga akan melakukan reposisi. Artinya bagaimana lembaga harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja. Hasil analisis akan bermanfaat untuk membuat program pengembangan SDM sacara optimum. Pada gilirannya kinerja individu akan mencerminkan derajat kompetisi suatu lembaga.
Maju
dan mundurnya suatu lembaga sangat dipengaruhi oleh kinerja dari
individu guru yang ada di lembaga tersebut. Begitu juga dengan kualitas
pendidikannya tidak terlepas dari peran kinerja individu guru dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
Peran
kinerja individu sangat diperlukan untuk memajukan mutu pendidikan.
Tanpa kinerja yang baik maka tujuan akan sangat jauh tercapai bak jauh
api dari panggang. Maka kinerja individu guru sangat diperluan dalam
dunia pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan dalam peran kinerja individu guru dalam meningkatkan
kualitas pendidikan sebagai berikut:
A. Pengertian Kinerja
B. Faktor-faktor kinerja guru
C. Strategi
C. Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran tentang peran
kinerja individu guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Lebih
khusus lagi di negeri Indonesia yang tercinta ini.
BAB II
KINERJA INDIVIDU GURU
A. Pengertian Kinerja
Apakah
sebenarnya arti kinerja itu? Dalam buku “Performance Appraisal”,
karangan Veithzal Rivai Ahmad Fawzi MB, 2005, Rajagrafindo Persada
disebutkan bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan
seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam
melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti
standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
Jika dilihat dari asal katanya, kata kinerja adalah terjemahan dari kata performance, yang menurut The Scribner-Bantam English Distionary, terbitan Amerika Serikat dan Canada (1979), berasal dari akar kata “to perform” dengan beberapa “entries” yaitu: (1) melakukan, menjalankan, melaksanakan (to do or carry out, execute); (2) memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar ( to discharge of fulfill; as vow); (3) melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab (to execute or complete an understaking); dan (4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin (to do what is expected of a person machine).
Pengertian kinerja yang lain yaitu sebagai berikut:
1.
Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada
tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta
(Stolovitch and Keeps: 1992).
2. Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri pekerja (Griffin: 1987).
3. Kinerja dipengaruhi oleh tujuan (Mondy and Premeaux: 1993).
4.
Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus memliki derajat
kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan
seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa
pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana
mengerjakannya( Hersey and Blanchard: 1993).
5. Kinerja merujuk kepada pencapaian tujuan karyawan atas tugas yang diberikan (Casio: 1992).
6.
Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas
serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja
dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai
dengan baik (Donnelly, Gibson and Ivancevich: 1994).
7.
Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan merupakan salah satu tolok
ukur kinerja individu. Ada tiga kriteria dalam melakukan penilian
kinerja individu, yakni: (a) tugas individu; (b) perilaku individu; dan
(c) ciri individu (Robbin: 1996).
8.
Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas-tugas,
baik yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun perusahaan
(Schermerhorn, Hunt and Osborn: 1991).
9. Kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan atau ability (A), motivasi atau motivation (M) dan kesempatan atau opportunity (O), yaitu kinerja = ƒ (A x M x O). Artinya: kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi dan kesempatan (Robbins: 1996).
Dengan demikian, kinerja ditentukan oleh faktor-faktor kemampuan,
motivasi
dan kesempatan. Kesempatan kinerja adalah tingkat-tingkat kinerja yang
tinggi yang sebagian merupakan fungsi dari tiadanya
rintangan-ringtangan yang mengendalakan karyawan itu. Meskipun seorang
individu mungkin bersedia dan mampu, bisa saja ada rintangan yang
menjadi penghambat.
Sehubungan
dengan itu, kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang
untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan
tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Jika dikaitkan
dengan performance sebagai kata benda (noun) di mana salah satu entrinya adalah hasil dari sesuatu pekerjaan (thing done), pengertian performance
atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorng atau
kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan
secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral
atau etika.
B. Elemen Teknologi Kinerja
Kinerja
dapat dilihat dari sudut pandang “individu, tim, organisasi” yang
berarti hasil terkait dengan masukan (input) dalam kaitan elemen
teknologi yang terdiri dari : people, procesess, resources dan tools.
Keadaan elemen teknologi untuk pemecahan masalah atau menjawab kebutuhan dapat digambarkan sebagai berikut :
a.
People - Knowledge (cognitife), keahlian/skill(psycomo- toric),
motivasi, disiplin, pengalaman (affectif); Ada dua pengetahuan
(knowledges) yaitu knowledge expleasite dan knowledge tacit.
b.
Procesess - metode, cara, peraturan mau pun prosedur kerja yang
diperlukan dalam melaksanakan program yang sudah ditetapan untuk
dikerjakan dan dicapai hasilnya sesuai tujuan/sasaran.
c.
Resources - Sumber-sumber material/bahan baku yg dibutuhkan dalam
proses produksi untuk mencapai tujuan/sasaran individu/organisasi.
d.
Tools - Peralatan kerja yang mendukung dan dapat digunakan oleh
people, melalui metode untuk mengolah resources yang ada. Prestasi
kerja maupun bagaimana proses kerja berlangsung yang menghasilkan
sesuatu sesuai tujuan, yang diukur secara kuantitatif maupun
kualitatif.
Dalam
mengukur kinerja individu-lazim disebut produktivitas kerja, sedangkan
produktivitas itu sendiri adalah nilai hasil kerja (output) selama
waktu tertentu.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Banyak
faktor yang mempengaruhi kinerja individu. Kinerja dalam menjalankan
fungsinya tidak berdiri sendiri, tapi berhubungan dengan kepuasan kerja
dan tingkat imbalan, dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan dan
sifat-sifat individu. Oleh karena itu, menurut model partner-lawyer
(Donnelly, Gibson and Invancevich: 1994), kinerja individu pada
dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor; (a) harapan mengenai imbalan;
(b) dorongan; (c) kemampuan; kebutuhan dan sifat; (d) persepsi terhadap
tugas; (e) imbalan internal dan eksternal; (f) persepsi terhadap
tingkat imbalan dan kepuasan kerja. Dengan demikian, kinerja pada
dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu: (1) kemampuan, (2) keinginan
dan (3) lingkungan.
Oleh
karena itu, agar mempunyai kinerja yang baik, seseorang harus
mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui
pekerjaannya. Tanpa mengetahui ketiga faktor ini kinerja yang baik
tidak akan tercapai. Dengan kata lain, kinerja individu dapat
ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan
kemampuan. Kinerja individu dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Kepuasan
kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadap pekerjaannya.
Perasaan ini berupa suatu hasil penilaian mengenai seberapa jauh
pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan kebutuhannya.
Kepuasan
tersebut berhubungan dengan faktor-faktor individu, yakni: (a)
kepribadian seperti aktualisasi diri, kemampuan menghadapi tantangan,
kemampuan menghadapi tekanan, (b) status dan senioritas, makin tinggi
hierarkis di dalam perusahaan lebih mudah individu tersebut untuk puas;
(c) kecocokan dengan minat, semakin cocok minat individu semakin
tinggi kepuasan kerjanya; (d) kepuasan individu dalam hidupnya, yaitu
individu yang mempunyai kepuasan yang tinggi terhadap elemen-elemen
kehidupannya yang tidak berhubungan dengan kerja, biasanya akan
mempunyai kepuasan kerja yang tinggi.
D. GURU/PENDIDIK
Pendidik
atau di indonesia lebih dikenal dengan istilah pengajar, adalah tenaga
kependidian yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan
dengan tugas khusus sebagi profesi pendidik.
pendidik
adalah orang-orang yang dalam melaksanakan tugasnya akan berhadapan
dan berinteraksi langsung dengan para peserta didiknya dalam suatu
proses yang sistematis, terencana, dan bertujuan. Penggunaan istilah
dalam kelompok pendidik tentu disesuaikan dengan lingkup lingkungan
tempat tugasnya masing-masing. Guru dan dosen, misalnya, adalah sebutan
tenaga pendidik yang bekerja di sekolah dan perguruan tinggi. Guru
adalah salah satu tenaga kependidikan yang mempunyai peran sebagai
salah satu faktor penentu keberhasilan tujuan pendidikan, karena guru
yang langsung bersinggungan dengan peserta didik, untuk memberikan
bimbingan yang akan menghasilkan tamatan yang diharapkan. Guru
merupakan sumber daya manusia yang menjadi perencana, pelaku dan
penentu tercapainya tujuan organisasi.
Guru
merupakan tulang punggung dalam kegiatan pendidikan terutama yang
berkaitan dengan kegiatan proses belajar mengajar. Tanpa adanya peran
guru maka proses belajar mengajar akan terganggu bahkan gagal. Oleh
karena itu dalam manajemen pendididikan perananan guru dalam upaya
keberhasilan pendidikan selalu ditingkatkan, kinerja atau prestasi
kerja guru harus selalu ditingkatkan mengingat tantangan dunia
pendidikan untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang mampu
bersaing di era global. Kinerja atau prestasi kerja (performance)
dapat diartikan sebagai pencapaian hasil kerja sesuai dengan aturan dan
standar yang berlaku pada masing-masing organisasi dalam hal ini
sekolah.
E. PERAN KINERJA INDIVIDU GURU
Seorang guru harus memiliki kepribadian sejati. Kepribadian sejati berhubungan dengan kepribadian yang ditunjang oleh penemuan visi, kepemimpinan dan pengelolaan diri yang baik.
Kepribadian
berhubungan dengan potret diri yang dilandasi mentalitas, moralitas
dan spriritualitas yang baik. Visi berhubungan dengan ekpresikeinginan
tujuan, dan makna hidup pribadi. Kepemimpinan pribadi berhubungan
dengan jiwa dan sika serta perjuangan yang memiliki nilai-nilai dan
prinsip hidup. Pengelolaan pribadi berhubungan dengan aktifitas diri
yang terkendali untuk mencapai efektifitas pribadi yang fokus pada visi
dan tujuan hidup.
Visi misi pribadi adalah suatu pernyatan ekspresi pribadi yang menyatakan tujuan dan makna hidup pribadi.
Contoh visi misi guru
Setiap
pengajaran yang saya berikan mengalir bagai air menyatu dengan alam.
Niat saya semata-mata mendapat ridha Allah untuk mengkader peserta didik
menjadi generasi qur’ani melalui perubahan paradigma dan penanaman
aqidah. Dan lebih berarti sehingga tugas ibadah dan kekhalifahan saya
adalah mampu menguak rahasia sunnatullah dan saya bermanfaat untuk umat
melalui peserta didik saya atau masyarakat binaan saya.
Setelah
visi misi dan tujuan jelas, sebagai guru harus meningkatkan kualitas
iman dan Islam, kualitas pola pikir, kualitas proses pengajaran,
kualitas hasil pengajaran dan kualitas hidup pribadi.
Perihal
yang perlu dilakukan guru adalah merencanakan, menggunakan waktu
dengan baik, berpikir sehat dan bertindak objektif serta
bertanggungjawab dan menggunkan kecakapan akademis, kecakapan intuitif
dan kecakapan rasa serta melaksanakan tupoksi guru.
Visi, menjadi mujtahid melalui profesi guru. Untuk itu saya harus mewujudkan secara lebih ekpresif
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dengan memperhatikan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa peran kinerja individu guru itu memiliki peran yang luar biasa terhadap dunia pendidikan. Maju dan mundurnya dunia pendidikan ditentukan oleh kinerja para guru.
Dengan memperhatikan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa peran kinerja individu guru itu memiliki peran yang luar biasa terhadap dunia pendidikan. Maju dan mundurnya dunia pendidikan ditentukan oleh kinerja para guru.
Guru-guru
yang hebat akan menghasilkan (output) yang hebat pula. Kinerja
individu guru sangat dipelukan guna meningkatkat kualitas pendidikan.
B.SARAN
Setelah mengetahui betapa pentingnya kinerja itu, maka penulis menyarankan kepada semua pihak, terutama kepada guru supaya menerapkan dan meningkatkan kinerjanya sebagai guru.
Setelah mengetahui betapa pentingnya kinerja itu, maka penulis menyarankan kepada semua pihak, terutama kepada guru supaya menerapkan dan meningkatkan kinerjanya sebagai guru.
Daftar Rujukan/Daftar Pustaka
- Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr. (1996). Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, (Alih Bahasa Nunuk Adiarni), Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.
- Hasibuan, Malayu SP. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
- Mangkunegara, Anwar Prabu. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Rosdakarya
- Rahardja, Alice Tjandralila. (2004). “Hubungan Antara Komunikasi antar Pribadi Guru dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMUK BPK PENABUR Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabur. III (3). [Online].
- Rivai, Veithzal, (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada
- Robbins, Stephen P., (2001), Organizational Behavior, New Jersey: Pearson Education International.
- Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju
0 komentar:
Posting Komentar